5 Drama Korea Slice-of-Life Ini Punya Cerita yang Menyentuh Hati

Inilah 5 Drama Korea Slice-Of-Life yang bisa bikin kamu tersentuh!
Drama Korea slice-of-life punya cara tersendiri untuk membuat hal-hal biasa terasa bermakna. Alih-alih mengandalkan kejutan mengejutkan atau plot dramatis, drama ini berfokus pada pengalaman sehari-hari, momen-momen kecil penuh suka cita, perjuangan, dan refleksi yang dapat dipahami semua orang. Dari ikatan keluarga hingga pasang surut cinta, atau bahkan pencarian kenyamanan dalam rutinitas sehari-hari, kisah-kisah ini mengajak penonton untuk melihat diri mereka sendiri dalam karakter-karakternya. Kisah-kisah ini lembut, penuh nostalgia, dan seringkali emosional, meninggalkan kesan yang membekas lama setelah kredit film berakhir. Berikut lima drama Korea yang dengan indah menangkap momen-momen tenang namun kuat ini dan benar-benar menyentuh hati.
- When Life Gives You Tangerines
Drama Korea ini adalah kisah slice-of-life yang menyentuh hati, membentang beberapa dekade dari tahun 1950-an hingga awal 2000-an, dengan latar belakang pemandangan indah Pulau Jeju. Judulnya berasal dari frasa Jeju yang berarti, “Kamu telah bekerja keras,” dan juga mengandung nuansa ceria, seperti pepatah, “Ketika hidup memberimu lemon, buatlah limun.” Kisah ini diceritakan melalui sudut pandang Geum Myeong, putri dari pasangan utama. Sebagai orang dewasa, ia mengenang kembali kehidupan orang tuanya, berbagi perjalanan mereka dengan hangat dan penuh refleksi. Serial ini memiliki alur cerita bergerak maju-mundur dalam waktu, memperlihatkan masa muda dan tua kedua tokoh utama.
Drama ini berfokus pada Oh Ae Sun dan Yang Gwan Sik. Ae Sun, diperankan oleh IU di masa mudanya dan Moon So Ri sebagai wanita yang lebih tua, berkemauan keras dan penuh impian. Ia ingin menjadi seorang penyair, meskipun ia tumbuh dalam kemiskinan dan berpendidikan rendah. Gwan Sik, diperankan oleh Park Bo Gum saat muda dan Park Hae Joon setelahnya, adalah lawannya. Tenang, teguh, dan setia, ia telah mencintai Ae Sun sejak kecil dan diam-diam mendukungnya dalam segala hal. Bersama-sama, mereka menghadapi banyak kesulitan, tetapi cinta dan tekad mereka membuat mereka terus maju. Drama ini juga menunjukkan pengorbanan yang mereka lakukan untuk satu sama lain dan untuk anak-anak mereka. Drama ini mencerminkan bagaimana impian pribadi seringkali dikesampingkan demi keluarga dan kelangsungan hidup, serta bagaimana pilihan-pilihan tersebut membentuk generasi mendatang. Melalui perspektif Geum Myeong, kita melihat bagaimana perjuangan dan kasih sayang orang tuanya memengaruhi hidupnya sendiri.
Drama ini lebih dari sekadar romansa. Drama ini menunjukkan ketahanan, ikatan keluarga, dan kekuatan tersembunyi yang dimiliki orang-orang biasa. Dengan rentang waktu yang panjang dan lanskap Jeju yang menakjubkan, rasanya seperti melihat kembali album keluarga yang penuh dengan cinta, kenangan, dan tantangan.
2. Because This is My First Life
Yoon Ji Ho (Jung So Min) adalah seorang calon penulis skenario yang baik hati dan bijaksana di usia 30-an. Setelah adik laki-lakinya menikah, ia terpaksa meninggalkan rumah keluarganya dan berjuang untuk menemukan tempatnya sendiri. Ji Ho menghadapi tekanan masyarakat sambil berusaha mengejar mimpinya, mewakili banyak perempuan yang diam-diam menghadapi tantangan keuangan dan berganti tanggung jawab. Nam Se Hee (Lee Min Ki) adalah seorang profesional TI yang cermat dan terorganisir di usia pertengahan 30-an. Pendiam, canggung secara sosial, dan jauh secara emosional, Se Hee menyusun hidupnya di sekitar pekerjaan, kucingnya, dan hipoteknya. Ia mendekati segalanya, termasuk hubungan, dengan efisiensi dan kepraktisan yang sama. Secara kebetulan, Ji Ho dan Se Hee setuju untuk memasuki “pernikahan kontrak”. Aturannya praktis: Ji Ho membutuhkan tempat tinggal, dan Se Hee membutuhkan penyewa yang sesuai dengan gaya hidupnya. Mereka menampilkan diri sebagai suami istri untuk memenuhi harapan keluarga sambil menjaga batasan yang jelas. Apa yang dimulai sebagai kesepakatan praktis perlahan tumbuh menjadi hubungan yang lebih dalam saat mereka belajar untuk saling memahami dan membuka diri secara emosional. Hunian mereka bersama menjadi ruang untuk menemukan jati diri, penyembuhan, dan cinta yang tak terduga.
Drama ini mengeksplorasi beragam gagasan tentang cinta dan kebahagiaan. Drama ini tidak memberikan definisi tunggal tentang kepuasan. Sebaliknya, drama ini menunjukkan bahwa jalan hidup setiap orang berbeda. Entah itu pernikahan yang praktis, hubungan yang diuji seiring waktu, atau pilihan untuk tetap mandiri, drama ini mencerminkan realitas rumit kehidupan dewasa. Lembut, seringkali lucu, dan sangat bijaksana, drama ini menyampaikan pesan sederhana: cinta dan makna hidup tidak datang dari keadaan yang sempurna, melainkan dari pertumbuhan, penerimaan, dan koneksi.
3. My Liberation Notes
Drama ini mengikuti kisah Yeom bersaudara, Ki Jeong (Lee El), Chang Hee (Lee Min Ki), dan Mi Jeong (Kim Ji Won), yang tinggal bersama orang tua mereka di desa fiksi Sanpo, jauh dari Seoul. Perjalanan mereka yang panjang dan melelahkan ke kota mencerminkan betapa jauhnya mereka dari kebahagiaan dan kepuasan. Kedua bersaudara ini jarang menunjukkan kasih sayang secara terbuka dan sering bertengkar, tetapi ada ikatan yang mendasari di antara mereka, sebuah pemahaman yang tenang yang dibentuk oleh ketidakpuasan mereka terhadap hidup.
Mi Jeong adalah anak bungsu. Ia adalah seorang wanita pendiam dan introvert yang terbebani oleh beban pribadi. Ia bekerja di perusahaan kartu kredit dan berjuang dengan utang yang ditinggalkan oleh mantan pacarnya. Lebih dari segalanya, ia merindukan kebebasan dari kehidupan monoton, kesepian, dan perasaan tak terlihat. Keinginannya akan hubungan di mana ia dikagumi tanpa syarat, bukan hanya dicintai, mendorong perjalanannya dalam serial ini. Chang Hee, saudara tengah, banyak bicara dan gelisah. Ia merasa diabaikan dan diremehkan, memimpikan kehidupan yang lebih baik di kota. Namun, terlepas dari ambisinya, ia tetap terjebak dalam pekerjaan dan kehidupan yang tidak ia nikmati. Kisahnya mencerminkan perjuangan banyak orang yang merasa terjebak antara mimpi dan kenyataan. Ki Jeong, si sulung, berlidah tajam, sinis, dan mudah marah. Ia fokus pada pekerjaannya tetapi juga merasakan tekanan waktu saat ia mencari cinta sebelum ia dewasa. Pengejarannya akan romansa membawa harapan sekaligus frustrasi, dan kerentanannya di balik penampilan luarnya yang kuat membuat perjalanannya terasa dekat dan menyentuh.
Hidup mereka berubah ketika seorang pria misterius bernama Tuan Gu (Son Suk Ku) tiba di desa dan mulai bekerja di pabrik wastafel keluarga. Pendiam, angkuh, dan selalu mabuk, ia membawa masa lalu yang kelam. Mi Jeong mengajukan usulan yang tidak biasa agar ia mengaguminya tanpa syarat, dan ini memulai hubungan unik yang perlahan memengaruhi tidak hanya kehidupan mereka tetapi juga orang-orang di sekitar mereka.
Serial ini adalah drama yang tenang dan penuh perenungan yang telah menyentuh banyak penonton dengan kejujuran dan kedalaman emosinya. Drama ini membutuhkan waktu, berfokus pada momen-momen kecil dalam hidup yang sering terabaikan. Pendekatan serial ini sangat indah. Sinematografinya menangkap keheningan kehidupan desa, pergantian musim, dan perjalanan panjang yang sepi. Dialognya terasa alami dan apa adanya, menunjukkan kebenaran yang tenang dalam kehidupan sehari-hari. Tempo yang lambat memungkinkan penonton untuk terhubung secara mendalam dengan emosi para karakter dan merenungkan kehidupan mereka sendiri. Melalui Yeom bersaudara dan Tuan Gu, serial ini menunjukkan bahwa pembebasan tidak selalu datang melalui tindakan besar, tetapi seringkali dimulai dengan tindakan keberanian dan kejujuran yang paling sederhana.
4. My Mister
Dirilis pada tahun 2018, drama ini mengisahkan Park Dong Hoon (Lee Sun Kyun), seorang insinyur struktur paruh baya, dan Lee Ji An (IU), seorang wanita muda berusia dua puluhan. Di permukaan, Dong Hoon tampak memiliki kehidupan yang stabil. Ia memiliki pekerjaan manajerial yang layak, keluarga, dan rasa hormat dari rekan-rekannya. Namun, di balik penampilannya yang tenang, ia berjuang dalam diam. Ia menghidupi kedua saudara laki-lakinya yang menganggur, menghadapi pernikahan yang jauh dan penuh ketegangan, serta menghadapi tekanan dari atasannya, yang juga terlibat dengan istrinya. Dong Hoon melambangkan ketahanan dan kekuatan yang tenang, menanggung beban masalah keluarganya bersama dengan ketidakbahagiaannya sendiri.
Lee Ji An telah menjalani kehidupan yang keras. Ia bekerja sebagai karyawan sementara di departemen Dong Hoon sambil mengelola utang besar dari rentenir yang kejam dan merawat neneknya yang tuli. Masa lalunya yang sulit telah membuatnya berhati-hati dan pendiam, dan ia jarang menunjukkan perasaannya. Awalnya, Ji An datang ke kehidupan Dong Hoon melalui rencana rivalnya, Do Joon Young, yang memintanya untuk memata-matainya. Hal ini memberinya gambaran sekilas tentang dunia pribadi Dong Hoon dan orang-orang di sekitarnya. Seiring waktu, Ji An mulai melihat sifat asli Dong Hoon. Ia menyadari bahwa Dong Hoon adalah pria yang baik dan peduli yang diam-diam mendukung orang lain meskipun ia sendiri sedang berjuang. Hal ini mengubah perspektifnya, dan ia mulai peduli padanya, alih-alih mengikuti rencana awal. Hubungan mereka tumbuh menjadi ikatan yang tenang dan tak terucapkan, saling memberi kenyamanan dan pengertian.
Yang membuat “My Mister” menonjol adalah drama ini tidak menawarkan solusi mudah atau akhir yang dramatis. Sebaliknya, drama ini berfokus pada cara-cara kecil dan manusiawi yang dapat dilakukan orang untuk saling mendukung dalam melewati masa sulit. Dong Hoon dan Ji An tidak saling memecahkan masalah, tetapi mereka menyaksikan perjuangan satu sama lain dan memberikan momen-momen penghiburan. Serial ini merupakan studi yang kuat tentang kesabaran, kebaikan, dan ketangguhan. Dengan alur cerita yang halus dan penampilan luar biasa dari Lee Sun Kyun dan IU, “My Mister” meninggalkan kesan mendalam sebagai kisah tentang bagaimana orang-orang bertahan hidup dalam kesulitan dan cara-cara tak terduga yang dapat dilakukan orang untuk saling membantu dalam proses penyembuhan.
5. Reply 1988
Kisah ini berlatar tahun 1988, di lingkungan Ssangmun yang erat. Kisah ini mengikuti lima sahabat masa kecil: Sung Deok Sun (Hyeri), Kim Jung Hwan (Ryu Jun Yeol), Sung Sun Woo (Go Kyung Pyo), Choi Taek (Park Bo Gum), dan Ryu Dong Ryong (Lee Dong Hwi). Kehidupan mereka telah terhubung erat sejak kecil. Melalui pengalaman sehari-hari mereka, drama ini melukiskan gambaran yang hangat dan menyentuh hati tentang pertumbuhan, kehidupan keluarga, dan semangat komunitas selama masa itu. Seperti seri “Reply” sebelumnya, ada misteri tentang siapa yang akhirnya akan dinikahi Deok Sun, terungkap melalui adegan-adegan teman-teman sebagai orang dewasa yang merenungkan masa muda mereka. Pada saat yang sama, cerita ini juga mengeksplorasi kehidupan orang tua mereka, menunjukkan bagaimana mereka telah membangun persahabatan yang kuat, komunitas yang mendukung, dan ikatan yang mendalam satu sama lain. Terlepas dari perbedaan kelas sosial, cinta dan perhatian yang mereka bagikan dengan anak-anak mereka dan di antara mereka sendiri lebih dalam dari apa pun.
“Reply 1988” berhasil menyeimbangkan momen-momen ringan persahabatan dan cinta pertama dengan perjuangan dan kisah orang tua. Generasi yang lebih tua, yang seringkali pendiam dan terabaikan, menghadapi tantangannya sendiri sambil menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang bagi anak-anak mereka. Para tetangga berkumpul untuk makan bersama, para ibu saling mendukung dalam kesulitan, dan keluarga berbagi suka dan duka. Lingkungan itu sendiri terasa hidup, menunjukkan kenyamanan, tawa, dan ketangguhan komunitas yang erat. Drama ini membuat penonton tertawa dan menangis, seringkali dalam satu adegan yang sama, dengan menyoroti hubungan sederhana namun bermakna antara teman, tetangga, dan orang tua. Drama ini merayakan persahabatan, kekeluargaan, dan rasa kebersamaan yang membuat sebuah lingkungan terasa seperti rumah.